"kami masih ada"
Panwas Trenggalek optimis bekerja dan tak hanya bekerja
mengintip bilik pintu kantor sekretariat panitia pengawas pemilihan kabupaten trenggalek serasa melihat kantor-kantor pemerintahan pada umumnya. mengapa harus dilirik dan di intip ?? karena sebagian masyarakat belum mengetahui siapa dan apa pekerjaan yang digeluti dikantor itu, hingga suatu waktu terdengar teriakan keras dari salah satu masyarakat "panwas tak bekerja'. sekiranya pendapat ini perlu untuk diprtanyakan.
dimulai dari bilik pintu itu. istilah bilik sering digunakan saat-saat pencoblosan pemilu berlangsung, ia benar, ruang kecil tanpa AC itu digunakan untuk menentukan siapa wakil rakyat yang pantas untuk diwakilkan, semua warga yang memenuhi syarat, pasti oernah masuk ke bilik itu. ruang kecil tak ber-AC fungsinya melebihi gedung-gedung milik pemerintah.
dibilik sekretariat panwaslih Trenggalek ( di baca panitia pengawas pemilihan) itu, beberapa orang yang disebut Komisioner Panwas bekerja dengan rasa Optimis tinggi, membawa kepercayaan dalam pengawasan hingga tercipta Pilihan Demokratis, dan beberapa diantaranya staff bahu membahu mengawal pilkada Trenggalek lewat Pengawasannya. setiap saat, setiap waktu, hingga waktu-waktu itu sulit untuk dituangkan (saking padatnya jadwal kerja).
beberapa pegawai panwas sibuk bekerja setiap saat.
kantor ini tidak pernah sepi, siang maupun malam selalu ramai oleh aktifitas pekerjaan yang menumpuk hingga terpaksa kerja hingga larut. tidak pernah sepi karena menjadi kantor rujukan (pusat) para panwas di 14 kecamatan Kabupaten Trenggalek. tak hanya itu, para jajaran Polres dan Kejaksaan yang tergabung dalam barisan "GAKKUMDU", menjadikan kantor panwas sebagai kantor "mereka" dalam setiap membahas kasus-kasus pengaduan dan pelanggaran dala Pilkada. belum lagi para pengadu, beberapa dari tim pasangan calon, mengadukan setiap kejadian berbau pelanggaran ke kantor panwas, sungguh ini bukti bahwa "panwas Tak pernah Sepi, "kami masih ada", hingga mungkin teriakan-teriakan orang yang mengatakan "panwas tidak bekerja" hanyalah opini imajiner yang cenderung membuang-buang waktu.
bekerja adalah mengabdi, iya betul , mengabdikan kepada negara atas diri yang mempunyai kapasitas dan kemampuan. bekerja hanyalah istilah ekonomi untuk mendapatkan uang dan digantikan dengan jasa. bekerja sebatas istilah memberi-menerima, dibayar sesuai dengan berat-ringannya kerja. terlebih dari itu, panwas adalah ruang pengabdian, mengabdi untuk negara lewat daerah terpencil dibilik kecil bernama kabupaten.